BERAGAM POTENSI BUDAYA BUDAYA GOTONG ROYONG MASYARAKAT DESA PESANGGRAHAN KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP
Desa Pesanggrahan merupakan salah satu desa dari 17 desa yang ada di kecamatan kroya, terdiri dari 2 dusun yaitu dusun Pesanggrahan dan dusun Dukuh. Desa Pesanggrahan memiliki luas 14.500m2 dengan jumlah penduduk 4257 orang. Desa Pesanggrahan letaknya berbatasan sebelah timur dengan Desa Karangmangu, sebelah barat dengan Desa Pekuncen, sebelah selatan dengan Desa Ayamalas, dan sebelah utara berbatasan dengan Desa Kroya.
Desa Pesanggrahan merupakan desa pelestari adat yang memiliki semangat kerja dan membangun secara berjamaah atau gotong royong yang tinggi sehingga apapun yang di rencanakan senantiasa terwujud dengan musyawarah dan dari sistem urunan (patungan), semangat kebersamaan dalam membangun kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, dusun dan desa inilah yang kemudian menginspirasi semua masyarakat dipelopori oleh para tokoh agama, tokoh adat, masyarakat, tokoh pemuda, wanita, bahkan anak-anak berjuang dalam membangun desa. Gotong royong masyarakat masih sangat kental di Desa Pesanggrahan dan banyak macamnya antara lain :
- Gotong Royong Dalam Keamanan dan Ketertiban
Desa Pesanggrahan terdapat 12 RT dan 4 RW. Di masing-masing RT sudah terdapat pos keamanan lingkungan yang sudah berdiri sejak sebelum tahun 2015. Pos keamanan lingkungan adalah sarana untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sebuah desa yang tentu saja tidak pernah lepas dari peran serta warga masyarakat itu sendiri. Karena pada dasarnya rasa aman dan tentram merupakan proyeksi dari kepedulian warga masyarakat terhadap lingkungannya itu sendiri. Salah satu pendukung terciptanya keadaan aman tertib dan nyaman adalah kegiatan penjagaan pos keamanan lingkungan yang jadwalnya sudah menempel di pos keamanan lingkungan masing-masing RT di Desa Pesanggrahan. Tentu kegiatan tersebut memerlukan sarana & perasarana yang layak.
Di Desa Pesanggrahan kroya, yang masih menjunjung tinggi nilai toleransi antar sesama warga, tentu tidak ingin apabila sarana pos keamana lingkungan miliknya itu rusak tidak terawat. Maka dari itu, demi menambah semangat warga dalam melaksanakan kegiatan penjagaan pos keamanan lingkungan, warga masyarakat sudah pasti akan bergotong royong memperbaiki pos keamanan lingkungannya tersebut. Kegiatan tersebut dilakukan dalam kurun waktu 1(satu) tahun sekali dengan anggaran iuran dari warga masyarakat sekitar, karena memang tidak ada anggaran dari pemerintah desa. Iuran ini didapat dari hasil musyawarah di masing-masing RT. Masyarakat Desa Pesanggrahan selalu mengedepankan musyawarah untuk mengambil keputusan dalam kegiatan apa pun. Kegiatan gotong royong tersebut meliputi pengecatan, perbaikan atap dan bahkan pemindahan bangunan pos dari satu tempat ke tempat lain apabila tanah yang ditempati akan digunakan untuk bangunan lain.
2. Gotong Royong Festival Tumpeng Mogana Dalam Rangka Sedekah Bumi
Bersyukur adalah kewajiban kita sebagai hamba Alloh swt. Salah satu kegiatan yang masih di lestarikan sampai saat ini di Desa Pesanggrahan adalah kegiatan sedekah bumi yang rutin diselenggarakan tiap tahun. Kegiatan ini melibatkan hampir seluruh warga masyarakat Desa Pesanggrahan mulai dari kaum lansia sampai balita dengan memakai pakaian adat jawa. Kegotongroyongan dalam kegiatan ini adalah pada saat penyiapan tempat sampai pelaksanaan sedekah bumi. Baik berupa sumbangan tenaga, materi maupun pikiran.
Intinya pelaksanaan sedekah bumi adalah wujud kebersamaan yang telah menyatu untuk sama-sama bersyukur kepada Tuhan yme, sehingga keakraban maupun keguyuban warga sangatlah terlihat. Sedekah bumi merupakan sebuah kegiatan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yme atas segala nikmat yang telah dilimpahkan selama satu tahun dan sebagai doa serta harapan agar tahun yang akan datang lebih baik dari tahun sebelumnya (dilaksanakan setiap tahun pada bulan sura) diawali dengan pagelaran wayangan ruwat. Selamatan dan pagelaran wayang semalam suntuk.
3. Gotong Royong Pembuatan Jolen untuk Digunakan dalam Prosesi Bobok Bumbung PBB
Jolen adalah miniatur rumah, tempat ribuan bumbung atau potongan bambu yang telah diisi uang pembayaran pajak bumi dan bangunan. Jolen biasa dibuat oleh swadaya warga dengan menggunakan bambu yang dikreasikan berbeda-beda di masing-masing RT.
4. Gotong Royong dalam Prosesi Bobok Bumbung PBB
Terdapat beberapa penyuluhan yang diadakan di Desa Pesanggrahan seperti penyuluhan tentang ideologi negara, wawasan kebangsaan, serta persatuan dan kesatuan nasional, penyuluhan pendidikan mengenai hukum yang berkenaan dengan kepentingan masyarakat serta penyuluhan terhadap upaya membangkitan kesadaran membayar pajak di Desa Pesanggrahan.
Salah satu kewajiban warga negara adalah membayar pajak yang menjadi tanggungannya. Orang bijak taat membayar pajak. Namun pada kenyataannya masih banyak orang yang justru berusaha menghindar dari kewajiban membayar pajak. Sehingga pemerintah merasa perlu mengeluarkan kebijaksanaan pengampunan bagi para wajib pajak, terutama yang bernilai besar. Salah satu kewajiban warga negara yang baik adalah membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) lebih cepat akan lebih baik, atau paling tidak sesuai dengan batas waktunya pelunasan.
Oleh karena itu, warga masyarakat di Desa Pesanggrahan Kecamatan Kroya di bawah kepemimpinan Sarjo – kadesnya, sepakat untuk menghidupkan kembali tradisi budaya menabung dengan bumbung, khusus untuk melunasi PBB. Para warga wajib pajak PBB diwajibkan untuk menabung dalam bumbung sesuai kemampuannya, dan pengurus RT berkewajiban untuk mengontrol pada setiap pertemuan warga di lingkungan masing-masing RT.
Dengan adanya tabungan bumbung, warga masyarakat Desa Pesanggrahan bertekad untuk secepatnya melunasi PBB yang menjadi kewajibannya. Setelah SPPT diterima, pemerintah desa bersama warga masyarakat kemudian menyelenggarakan prosesi bobok bumbung dengan pertunjukan berbagai jenis kesenian yang ada (drum band, thek-thek salmoni, cowong, buncis, 2 grup ebeg, terbangan jawa).
5. Gotong Royong Rehab Rumah Tidak Layak Huni
Rehabilitasi rumah tidak layak huni adalah program yang ditujukan untuk keluarga miskin yang karena alasan ekonomi tidak mampu memenuhi kebutuhan papan dan menempati rumah yang tidak layak huni berdasarkan kriteria tertentu. Warga bergotong royong untuk merehab rumah yang tidak layak huni dengan dikoordinir oleh ketua RT. Biasanya warga akan bergiliran dalam membantu merehab rumah dengan menjadwalnya. Contoh jika dalam satu RT ada 80 kepala keluarga maka akan dijadwal di bagi per harinya. Tidak kalah juga dengan Ibu-ibu yang akan membantu untuk swadaya memasak makanan maupun memberikan minuman.
6. Gotong Royong dalam Kematian
Kematian adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dan datangnya pun pasti secara tiba-tiba. Apabila terjadi, maka yang diharapkan adalah kepedulian warga masyarakat sekitar, karena banyak hal yang dibutuhkan dalam prosesi pemakaman tersebut. Tentunya dibutuhkan banyak tenaga dan sukarela, mengingat banyaknya rangkaian kegiatan dari penyiapan rumah duka, pemandian, pemakaman bahkan pasca pemakaman.
Di Desa Pesanggrahan sendiri, yang masyarakatnya masih menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong, pada setiap ada kematian selalu mempunyai respon yang cepat. Dari penyiapan tratag/ tarub, kursi untuk para takziah, pemandian jenazah, pembuatan keranda jenazah sampai upacara selamatan pasca pemakaman.
Suatu kegiatan yang mungkin sudah mulai jarang dilakukan di tempat lain adalah pembuatan keranda jenazah dari bambu. Bukannya masyarakat tidak mampu untuk membeli keranda yang terbuat dari besi dan sejenisnya, tetapi karena lebih mementingkan rasa kegotong-royonga dan menjaga kearifan lokal yang menjadi ciri warga masyarakat Desa Pesanggrahan.
7. Gotong Royong Dalam Telung Dina, Mitung Dina, Matangpuluh, Nyatus, Nyewu
Kearifan lokal yang menjadi ciri khas Desa Pesanggrahan lainnya adalah adat selamatan pasca kematian. Dalam kegiatan tersebut melibatkan banyak orang yang tentunya dilakukan secara sukarela dan kesadaran masyarakat yang pada hakikatnya membutuhkan orang lain.
Dimulai dari persiapan pendirian tratag untuk kegiatan slametan yang biasanya dilaksanakan di halaman rumah, dilanjutkan kegiatan memasak yang memang dipersiapkan untuk menjamu dan untuk acara selametan. Di sini peran Ibu-ibu sekitar sangatlah penting karena memang pada dasarnya ibu-ibu yang punya rutinitas memasak. Kegiatan yang dilakukan dengan tujuan memohon do’a untuk anggota keluarga yang telah meninggal dengan jangka waktu hari ke-3, ke-7. Ke-40, ke-100, dan ke-1000.
8. Nyadran
Kegiatan adat yang sangat membutuhkan kegotong royongan di Desa Pesanggrahan yang tak kalah ramai yaitu nyadran. Nyadran merupakan salah satu tradisi dalam menyambut datangnya bulan ramadhan dengan maksud agar diberi kekuatan dan keselamatan dalam menjalani puasa. Nyadran biasanya dilaksanakan pada setiap hari ke-10 bulan rajab atau saat datangnya bulan sya’ban.
Nyadran adalah kegiatan yang dilakukan satu tahun sekali yang biasa diawali dengan nyekar di makam keluarga (resik kubur). Dalam kegiatan tersebut hampir semua anggota keluarga yang laki-laki dari orang tua bahkan anak terkecil ikut berpartisipasi. Kebersihan makam keluarga menjadi tanggung jawab sendiri masing-masing keluarga. Karena dasar tersebut maka warga masyarakat berbondong-bondong datang ke pemakaman untuk bergotong-royong membersihkan kuburan dengan membawa sapu lidi, cangkul dan ember.
Biasanya kegiatan resik kubur ini dilaksanakan pagi hari antara jam 06.00 – 08.00 WIB. Setelah itu dilanjutkan dengan slametan di rumah masing masing. Dalam slametan tersebut warga akan membuat tumpeng mogana yang jumlahnya sangat banyak. Yang tak kalah menarik sebelum kegiatan slametan berlangsung ada kegiatan munjungi. Munjungi adalah kegiatan yang dilakukan untuk berbagi makanan yang sudah dimasak kepada tetangga maupun kerabat.
9. Mitoni/tingkeban
Mitoni/tingkeban merupakan kegiatan yang dilakukan oleh keluarga yang anggota keluarganya sedang mengandung dalam usia 7 bulan dengan maksud agar dalam proses persalinan nanti diberi kesehatan, keselamatan serta kemudahan. Mengandung adalah suatu yang membahagiakan bagi setiap anggota keluarga. Pada usia ke tujuh ini, secara medis janin juga dinyatakan sudah dalam kondisi hampir sempurna. Pada saat seperti ini semua anggota keluarga biasanya merasa cemas sekaligus antusias sebab hari menjelang persalinan telah tiba. Bahkan tidak jarang ada kejadian bayi terlahir pada usia tujuh bulan seperti ini.
Dalam tradisi mitoni ini tentu banyak sekali yang harus dipersiapkan yang tidak mungkin dikerjakan tanpa bantuan tetangga karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Di Desa Pesanggrahan saat ada yang melaksanakan tradisi mitoni pastilah tetangga akan membantu untuk mempersiapkan yang diperlukan diantaranya seperti membuat kupat atau lepet atau memasak makanan lainnya.
10. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Menciptakan dunia yang lebih bersih dan indah harus dimulai dengan membersihkan lingkungan di sekitar kita. Banyak sekali manfaat yang akan kita dapat dari menjaga kebersihan lingkungan antara lain:
- Terhindar dari penyakit yang disebabkan lingkungan yang tidak sehat.
- Lingkungan menjadi lebih sejuk.
- Bebas dari polusi udara.
- Air menjadi lebih bersih dan aman untuk di minum.
- Lebih tenang dalam menjalankan aktifitas sehari hari.
Menjaga kebersihan lingkungan tentu saja tidak lepas dari peran kita sebagai individu. Baik secara perorangan maupun berkelompok atau bergotong royong. Lingkungan adalah nikmat dari yang maha pencipta yang diberikan kepada kita. Dengan lingkungan yang bersih juga mebuat kita menjadi sehat.
Bergotong royong membersihkan lingkungan diikuti dengan kerja bakti secara berkala dapat mempercantik lingkungan hidup setiap orang. Desa Pesanggrahan selalu mengutamakan gotong royong untuk kebersihan lingkungan selain kebersihan di lingkungan rumah sendiri. Menjaga kebersihan lingkungan yang biasa dilakukan di Desa Pesanggrahan antara lain membersihkan pinggir jalan, membersihkan saluran air dan lain sebagainya.
11. Gotong Royong dalam Pembangunan Desa
Pembangunan dalam suatu desa dapat dibagi menjadi dua yaitu pembangunan fisik dan pembangunan non fisik. Khususnya untuk pembangunan fisik di Desa Pesanggrahan dapat terdiri dari sarana prasarana berupa pengaspalan jalan, pembangunan rabat beton, pembangunan drainase, gedung dan lain sebagainya.
Pembangunan fisik pastilah membutuhkan banyak tenaga yang tidak semuanya bisa didanai oleh pemerintah. Sehingga sering kali membutuhkan swadaya tenaga kerja dari masyarakat. Masyarakat Desa Pesanggrahan sangat antusias untuk pembangunan fisik di Desa Pesanggrahan. Apalagi pembangunan fisik ini untuk kepentingan bersama desa demi memudahkan transportasi untuk jalan, serta melancarkan saluran air untuk drainase.
12. Pasar
Gotong royong yang tidak kalah penting di Desa Pesanggrahan adalah dalam bidang ekonomi yaitu pendirian pasar. Awal terbentuknya pasar di Desa Pesanggrahan hanya penjual yang secara pribadi menjual barang dagangannya, yang tadinya hanya satu penjual kemudian bertambah menjadi banyak penjual. Pasar ini buka dari jam 05.00 – 08.00 WIB dengan lahan yang digunakan adalah lahan milik warga. Hingga sekarang pasar di Desa Pesanggrahan sudah mulai tertata dengan adanya tempat parkir.